Allah takdirkan manusia tinggal di bumi. Dalam kesehariannya, ia bergulat dengan berbagai amal, hingga akhirnya sampai pada ajal. Sedih-gembira, suka-duka, sukses-gagal, tertawa-menangis, dan seterusnya. Begitulah warna yang menghiasi kegiatan manusia sehari-hari di bumi ini.
Dalam menghabiskan tugasnya hidup di bumi ini, manusia bergelut dengan tantangan dan rintangan yang menghadang. Kerasnya alam, suratan takdir yang meleset dari harapan, hingga goda dan rayuan setan dari kalangan jin dan manusia yang selalu mengajaknya terbenam ke lembah nista.
Meski demikian, Allah tidak membiarkan manusia-manusia itu tinggal sendirian berjibaku dengan segala macam rintangan dan halangan. Ia, dengan sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim-Nya, senantiasa melihat, mengawasi dan mengatur segalanya.
Dengan segenap kuasa dan sifat pengasihnya, Allah ingin menginginkan manusia menuntaskan tugas kehidupannya di dunia ini dengan baik. Selanjutnya, Ia menginginkan hamba-hamba-Nya tersebut bergelimang dalam kenikmatan yang kekal dan abadi di dunia. Nikmat yang tak pernah mereka rasakan maupun bayangkan sebelumnya.
Ia, dengan segenap sifat penyayangnya, membiarkan pintu-pintu langit tetap terbuka. Agar setiap rintihan, keluhan dan aduan hamba-hamba-Nya mampu menembus langit, lalu Ia berikan jalan keluar atas setiap permasalahan yang dihadapi para hamba-Nya tersebut.
Pintu langit tak pernah tertutup. Agar hamba-hamba-Nya leluasa menyampaikan setiap keinginan dan permohonan, lalu Ia kabulkan. Demikian juga agar hamba-hamba-Nya selalu membasahi lisan dengan istighfar, doa minta ampun, agar Ia ampuni segala kesalahan-kesalahan mereka.
Demikianlah, betapa Allah SWT tidak pernah meninggalkan hamba-hamba-Nya sendirian. Ia berikan petunjuk jalan keselamatan. Ia curahkan segenap nikmat dan karunia—baik yang mereka minta maupun tidak. Sayangnya, tidak semua hamba-hamba tersebut sadar akan nikmat dan maksud sayang Allah SWT ini.
Termasuk banyak pula hamba-hamba-Nya yang tidak menyadari, di langit ada pintu-pintu Allah yang tak pernah tertutup. Mereka juga tidak memahami: kapan, dengan apa dan manfaat apa yang bisa diperoleh dengan terbukanya pintu-pintu langit tersebut.

Buku Mengetuk Pintu Langit terbitan Aqwam mengurai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas. Buku yang ditulis oleh Dr. Muhammad An-Nu’aim ini hadir menyapa kita, mengingatkan keagungan dan keluasan rahmat Allah SWT kepada para hamba-hamba-Nya. Berisi penjelasan tentang fenomena terbukanya pintu langit—suatu takdir Allah yang nyata, bukan sekadar kalimat kiasan.
Membaca buku ini, kita akan tahu waktu-waktu tertentu, zikir dan doa pilihan juga amalan-amalan istimewa apa saja yang sanggup membuka pintu-pintu langit tersebut. Semua didasarkan pada keterangan dan riwayat-riwayat yang tepercaya, terhubung langsung dengan sabda Nabi Muhammad SAW.
Praktis dan mudah dipahami sekaligus diamalkan. Menjadikan buku ini sebagai teman setia yang kita perlukan dalam mengisi hari-hari agar senantiasa terhubung dengan langit. Karena hanya dengan itu kita sanggup menghadapi aral dan rintangan yang tak pernah berhenti mengadang kita, hingga suatu hari ajal datang menjemput kita.
Ditulis oleh: Burhanudin Yahya