Assalamualaikum, Bunda. Apakabar? Bulan lalu berkunjung ke rumahmu di Madinah. Tapi hanya bisa melihat tempatmu bersemayam di Baqi. Gak sempat masuk untuk ziarah. Hanya mampir di rumahmu, sekadar sampaikan salam untuk tiga manusia terbaik yang beristirahat di sana. Maafkan, Bunda.
Bunda, di negeriku kini sedang ramai nyanyian tentang Bunda. Bercerita tentang kecantikan dan romantisnya Bunda dalam membina rumah tangga bersama Nabi SAW. Isi liriknya sih biasa saja, Bunda. Dayu musik dan suara penyanyinya itu lho yang menghanyutkan hati pendengarnya.
Kusebut biasa saja, karena masih jauh dari penggambaran sosok utuh Bunda. Yah, namanya juga lagu. Kalau panjang-panjang namanya pidato. Seneng sih, Bunda… banyak orang kemudian jadi teringat akan Bunda. Orang Syiah yang selama ini mencela Bunda juga pasti hatinya bergemuruh. Apalagi lagu itu menyebut nama Abu Bakar As-Shiddiq. Makin dendam. Hore…
Kini banyak orang ingin kenal lebih dekat dengan Bunda. Termasuk aku, yang dua hari ini tenggelam membaca sejarahmu. Ada dua buku yang kubaca: Biografi Istri dan Putri Nabi SAW, dan Biografi 35 Shahabiyah Nabi SAW.
Ternyata selama ini aku mengenal nama besar Bunda, tapi baru tahu sedikiiiit sekali perihal akhlak dan perjuangan Bunda. Tentang bapernya Bunda saat ada larangan Allah yang dilanggar, tentang seperempat dari seluruh syariat Islam ternyata Bunda yang membawakan riwayatnya. Yang benar-benar baru kutahu: 7 keistimewaan Bunda miliki, yang tidak dimiliki oleh istri-istri Nabi SAW lainnya.
Aku makin tahu kalau Bunda ternyata orangnya suka #DiRumahAja. Bunda sangat menjaga diri, sangat disiplin dalam #Physical_Distancing dengan lelaki yang bukan mahram. Sebelum Umar bin Khattab dikubur, Bunda terbiasa menanggalkan baju di rumah. Karena saat itu hanya ada kubur suami Bunda, Nabi Muhammad SAW dan ayah dari bunda, Abu Bakar RA.
Namun setelah Umar dikubur di situ, Bunda tak pernah lagi menanggalkan baju di ruang itu. Padahal wujud Umar bin Khattab hanyalah seonggok kubur. Bunda adalah sosok yang sangat menjaga kehormatan. Makanya, ketika ada isu miring yang dikenal haditsul ifki, tak satupun istri-istri Rasulullah yang mempercayainya.
Tapi kalau boleh jujur, Bunda… semakin aku mengenal Bunda dari buku-buku tersebut, aku makin bingung dengan kelakuan kami, manusia-manusia zaman now. Dalam lagu yang kini viral, banyak yang mengaku cinta dan kagum sama Bunda. Tapi kalau melihat tingkah mereka, saya kok ragu Bunda bakal tersenyum membalas pengakuan cinta mereka.
Syair-syair cinta itu dilanggamkan oleh Muslimah yang bersolek cukup tebal. Sudah gitu, diantara sekian channel yang memuat lagu tentang Bunda, ada yang memakai cadar tapi tetap asyik berlenggak-lenggok di depan mata pemirsa sedunia. Terakhir, bahkan konon ada yang menyanyikan lagu itu dengan nada ala koplo.
Maafkan Bunda… mereka mungkin belum tahu bahwa dulu Bunda pernah berujar, “Andai saja Nabi tahu kelakuan wanita zaman sekarang, pasti Nabi akan melarang mereka pergi ke masjid.” Padahal waktu itu masih ada khilafah, dan masih ada Bunda. Bunda menilai wanita-wanita itu mulai keluar rumah dengan berhias dan pakaian yang menarik perhatian.
Gak kebayang olehku perasaan Bunda jika melihat lagu-lagu tentang Bunda di Youtube. Banyak dari kami yang mengaku cinta kepada Bunda, tapi akhlak, ibadah dan kelakuan jauh dengan yang Bunda wariskan dari Nabi SAW.
Sekali lagi maafkan kami, Bunda. Kami umat yang jauh jaraknya dari Bunda dan Rasulullah SAW. Banyak ajaran-ajaran Islam yang kami tidak ketahui. Atau kalau sudah tahu, masih suka cari celah dan berdebat soal hitam-putih atau tebal-tipisnya.
Semoga ustadz-ustadz dan para dai kami mampu membimbing untuk dapat mencintaimu dengan cinta yang benar, tak hanya sebatas pengakuan di lagu semata. Semoga pula shalawat-shalawat yang kami panjatkan—terutama di hari Jumat seperti ini—mampu mendatangkan syafaat Nabi SAW untuk menutupi segala salah dan kekurangan kami.
Salam takdhim dari yang baru saja makin kenal dengan Bunda,
Tony Syarqi